Minggu, 19 Juli 2009

Penyebab Pemanasan Global

. Minggu, 19 Juli 2009

Peternakan (konsumsi daging) Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir!



IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.


Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi dan berubahnya sistem iklim di bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.


Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim atau disebut International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut .

Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik, serta pembabatan hutan.


Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). " Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia! [16][17][18]

Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam. [19]

Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak.

Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestock's Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah "penggerak utama dari penebangan hutan .... kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. [20]

Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85 persen dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.

Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat

Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi satu kilogram daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum; akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi!

Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat sebuah hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai!

Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih.


Marilah sekarang kita membahas apa saja yang menjadi sumber gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Anda mungkin penasaran bagian mana dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. Berikut garis besarnya menurut FAO:[21]



1. Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak

a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya

b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG)

c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan

d. Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.7

e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya

2. Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan

a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.

b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.

3. Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen


a. Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.

b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.

Kesimpulan:


Dari uraian di atas, Anda bisa melihat besaran sumbangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari tiap komponen sektor peternakan. Di Australia, emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan lebih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam kurun waktu 20 tahun, sektor peternakan Australia menyumbang 3 juta ton metana setiap tahun (setara dengan 216 juta ton CO2), sedangkan sektor pembangkit listrik tenaga batu bara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.

Tahun lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan.

Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih satu ton emisi CO2.





34 comments:

belly mengatakan...

wow.. jadi begitu ya penyebanya...
informasinya sangat bermanfaat..!
eits.. hati-hati kena flu babi,babi kok dicium..!
nice article!

agoez3 mengatakan...

Kalau sektor peternakan merupakan penyumbang emisi gas yang menyebabkan pemanasam global, terapkan saja teknik pemanfaatan limbah ternak sebagai energi alternatif pengganti BBM, yakni Biogas.
Dengan begitu global warming akan berkurang, konsumsi BBM(minyak bumi) berkurang sehingga sekali merengkuh dayung beberapa pulau terlampaui.
Terima kasih sharingnya mas Awal:)

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

Mampir pagi sobat, setelah agak baikan..... apalagi disuguhi materi yang menjadi kegemaran saya, yang relevan dengan materi yang saya ajarkan di kelas.

Anonim mengatakan...

wow.. untung aku gak nyumbang apa2 :P

ReMo-XP mengatakan...

Emang susah yah membuat Green World, :-o

Miawruu mengatakan...

Gambar daging di atas daging sapi'i atau babi'i sih???? jadi laper liatnya T_________T

Anonim mengatakan...

wew.. si anak bayi cipokan ama piggy.. wekekekek...

btw ntar lagi bakalan rame juga ternak2 dijual :)

zujoe mengatakan...

wuiiihhh... nggak nyangka juga ya hihi...

btw kuliah gratis lagi nih...

reni mengatakan...

Ternyata banyak juga yg menjadi penyebab dari pemanasan global ya ?

sobat sehat mengatakan...

menambah info nih untuk sobatsehat.com. tq mas awal

Bayu The Maniac mengatakan...

sori tlat datengnya sob ...
sibuk ngerjain pr dri skolah ...
hehehe ...

manteb juga tuh infonya ..
thanks banget infonya sob ...

Vrman mengatakan...

Ikut Nimbrung Ahhh ...

Maap nie sob baru berkunjung dan baru memberi koment lagiii ,,,

Lagi Pusing Mikirin Modem GSM M2broom Yang Bermasalah ,,,,

Bisa di baca selengkapnya'a di

http://blogvrman.blogspot.com/search/label/Pengalaman%20Yang%20Memilukan

Semoga'a aja bermanfaat dari pengalaman saya Sob .. ,

Tak lupa Selalu Mengucapkan Salam Silaturahmi Untuk Sobat

dj hendry mengatakan...

malem sob..duh gila..ya makin ngeri ja ni bumi kita..mantap bro infonya.

sastra radio mengatakan...

mari hijaukan bumi

Hamster Land mengatakan...

Siippp...iya nih aku jg pernah baca artikelnya, bagus untuk mengingatkan kembali...

Save the world!

Kuliah Gratis mengatakan...

Untung kuliah Gratis lebih senang sayuran timbang daging :D

rhe mengatakan...

waduh,, kayaknya bumi makin terancam ne :(

Fanda mengatakan...

Wah..gambar steaknya bikin laper nih...

Bumi sdh terlalu tua atau manusia yg terlalu serakah dan egois ya?

rental mobil di surabaya mengatakan...

bumi memang sudah menua, butuh evolusi yang dasyat biar fresh seperti sedia kala. bumi yang alami nan sejuk.

Dinoe mengatakan...

Nice info...pemanasan global memang udah jadi kewajiban kita bersama utk mencegahnya bertambah parah..dgn mengurangi penyebab2nya berdasarkan kesadaran masing individu..

Tukang Komen mengatakan...

waduh jadi bingung nih bang, mo ngapa-ngapain jadi serba salah jadi penyebab meningkatnya global warming....:-o

genialbutuhsomay mengatakan...

risalah akurat yang tak membangun semangat keingintahuan yang lebih... ck ck ck... ternyata makin banyak yang saiia gag tau iia... sebab musabab asal muasal, semua yg berbau empirik agag sempit celah nya buat utek saiia :(
mangstab info nya

:like it:

Sugeng Riono mengatakan...

Waow ? Banyak ilmu di blog ini, salam kenal dan m0hon ijin untuk gw BlogROLL ya ? Tanks

genial mengatakan...

maen2 lagi nii mas awal...
skalian mo ngasih tau, ada award di tempat saiia, silahkan diambil, mau dipajang atau gag terserah si bos'nya dehh :)
terimakasih :)

Alnect Komputer mengatakan...

ha ha aha gambarnya unik juga mas!

alvie mengatakan...

wuaaaah klo pmanasan global tyoz bumi.nya kyak kebakar nhoooo . . . steak.nya bkin ngilert thu. . tyoz sapi.nya d.foto acksen ajha thu . . iiiihhhh. .siie adex jilatin hidung babi gax jijik tha . klo hijau.in bumi agak susah thuuu. . coz kurang profesional,nanti pohon.nya gax hidup malah mati smua. .xixixixi. .

cintya mengatakan...

infomasi.nya menarik + bermafaat jga niiech . . . bsok cari info yg lbh mnarik lgi dounk mas.. .http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/3.gifhttp://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/5.gif

cintya mengatakan...

adek.nya thu klo dilihatin jdi mual. coz jilatin hidung babi, ea nama.nya anak'' sie. mang ortu.nya gax merhatiin????? infomasi.nya menarik + bermafaat jga niiech . . . bsok cari info yg lbh mnarik lgi dounk mas.. .keey. .

alvie mengatakan...

wuaaaah klo pmanasan global tyoz bumi.nya kyak kebakar nhoooo . . . steak.nya bkin ngilert thu. . tyoz sapi.nya d.foto acksen ajha thu . . iiiihhhh. .siie adex jilatin hidung babi gax jijik tha . klo hijau.in bumi agak susah thuuu. . coz kurang profesional,nanti pohon.nya gax hidup malah mati smua. .xixixixi. .

communication with animals mengatakan...

ternyata sudah sejak lama hal ini dimulai. apakah kita akan terkena dampaknya??

music improvisation mengatakan...

ulah manusia semua..

read well mengatakan...

bnyak dampak yg ditmbulkan dan itu salah satunya..

obat lemah syahwat mengatakan...

kesalahan manusia sendiri...

Unknown mengatakan...

malem boleh ikut nimbrung kan yaaaa

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Recent Comentar

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com